Minggu, 14 Juni 2015

021] Al Anbiyaa Ayat 031

««•»»
Surah Al Anbiyaa' 31

وَجَعَلْنَا فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَنْ تَمِيدَ بِهِمْ وَجَعَلْنَا فِيهَا فِجَاجًا سُبُلًا لَعَلَّهُمْ يَهْتَدُونَ
««•»»
waja'alnaa fii al-ardhi rawaasiya an tamiida bihim waja'alnaa fiihaa fijaajan subulan la'allahum yahtaduuna
««•»»
Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk.
««•»»
We set firm mountains in the earth lest it should shake with them, and We made broad ways in them so that they may be guided [to their destinations].
««•»»

Pada ayat ini Allah SWT. mengarahkan pandangan manusia kepada gunung-gunung dan jalan-jalan serta dataran-dataran luas yang ada di bumi ini. Allah menerangkan bahwa Dia menciptakan gunung-gunung yang kokoh di bumi ini seakan-akan menjadi pasak, sehingga bumi tidak berguncang bersama manusia yang ada di atasnya, sedang ia senantiasa berputar pada sumbunya, dan beredar di sekeliling matahari. Sedang dataran-dataran dan lembah-lembah yang luas itu diciptakan-Nya agar manusia mudah berjalan dan mudah pula bercocok tanam dan memelihara ternak, serta mendirikan bangunan yang diperlukannya. Apabila manusia memperhatikan semuanya itu, niscaya mereka akan sampai kepada keimanan terhadap Allah Pencipta alam semesta, serta mensyakuri segala rahmat-Nya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan telah Kami jadikan di bumi ini berpatok-patok) yakni gunung-gunung yang kokoh (supaya) tidak (goncang ia) yakni, bumi (bersama mereka dan telah Kami jadikan pula padanya) di gunung-gunung itu (celah-celah) yang dapat ditempuh (sebagai jalan-jalan) lafal Subulan ini menjadi Badal dari lafal Fijaajan, artinya jalan-jalan yang luas dan dapat ditempuh (agar mereka mendapat petunjuk) untuk sampai pada tujuan-tujuan mereka dalam bepergian.
««•»»
And We set in the earth firm mountains lest it should shake with them, and We set in them, [in] the firm mountains, ravines, as roads (subulan substitutes [for fijājan, ‘ravines’, which are wide through-routes]), that perhaps they may be guided, to their destinations during travel.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 30][AYAT 32]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
31of112
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=21&tAyahNo=31&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#21:31

021] Al Anbiyaa Ayat 030

««•»»
Surah Al Anbiyaa' 30

أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ
««•»»
awa lam yaraa alladziina kafaruu anna alssamaawaati waal-ardha kaanataa ratqan fafataqnaahumaa waja'alnaa mina almaa-i kulla syay-in hayyin afalaa yu/minuuna
««•»»
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?
««•»»
Have the faithless not regarded that the heavens and the earth were interwoven and We unravelled them, and We made every living thing out of water? Will they not then have faith?
««•»»

Dalam ayat ini Allah SWT. menyingkapkan keadaan kaum musyrikin yang tidak memperhatikan keadaan alam ini, dan tidak memperhatikan kejadiannya, padahal dari makhluk-makhluk yang ada di alam ini dapat diperoleh bukti-bukti tentang adanya Allah serta kekuasaan-Nya yang mutlak. Maka Allah menegaskan, apakah mereka itu buta, sehingga tidak dapat melihat bahwa langit dan bumi itu dulunya merupakan suatu yang pada dan tidak berpecah; kemudian Allah dengan kekuasaan-Nya yang mutlak dan dapat berbuat apa-apa yang dikehendaki-Nya memisahkan langit dan bumi itu, dan masing-masing beredar menurut garis edarnya, dan melakukan tugas tertentu, dengan sebaik-baiknya.

Dari keterangan ini dapat pula kita pahami, bahwa Alquran benar-benar merupakan mukjizat yang besar. Dan kemukjizatannya tidak hanya terletak pada gaya bahasa dan rangkuman yang indah, melainkan juga pada isi yang terkandung dalam ayat-ayatnya, yang mengungkapkan bermacam-macam ilmu pengetahuan yang tinggi nilainya, terutama mengenai alam, dengan berbagai jenis dan sifat serta kemanfaatannya masing-masing. Apalagi jika diingat bahwa Alquran telah mengemukakan semuanya itu pada abad yang keenam sesudah wafatnya Nabi Isa, di saat manusia di dunia ini masih diliputi suasana ketidak tahuan dan kesesatan. Lalu dari manakah Nabi Muhammad dapat mengetahui semuanya itu, kalau bukan dari wahyu yang diturunkan Allah kepadanya?

Perkembangan ilmu pengetahuan modern dalam berbagai bidang membenarkan dan memperkokoh apa yang telah diungkapkan oleh Alquran sejak empat belas abad yang lalu. Dengan demikian, kemajuan ilmu pengetahuan itu seharusnya mengantarkan manusia kepada keimanan terhadap apa yang diajarkan oleh Alquran, terutama keimanan tentang adanya Allah serta semua sifat-sifat kesempumaan-Nya.

Setelah menghidangkan ilmu pengetahuan tentang kejadian alam ini, yaitu langit dan bumi, selanjutnya dalam ayat ini Allah mengajarkan pula suatu prinsip ilmu pengetahuan yang lain, yaitu mengenai kepentingan fungsi air bagi kehidupan semua makhluk yang hidup di alam ini, baik manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Maka Allah berfirman: ".. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup".

Pada masa sekarang ini, tidak ada orang yang akan mengingkari pentingnya air bagi manusia, baik untuk bermacam-macam keperluan hidup manusia sendiri, maupun untuk keperluan binatang ternaknya, ataupun untuk kepentingan tanam-tanaman dan sawah ladangnya, sehingga orang melakukan bermacam -macam usaha irigasi, untuk mencari sumber air dan penyimpanan serta penyalurannya. Banyak bendungan-bendungan dibuat untuk mengumpulkan dan menyimpan air, yang kemudian disalurkan ke berbagai tempat untuk berbagai macam keperluan. Bahkan di negeri-negeri yang tidak banyak mempunyai sumber air, mereka berusaha untuk mengolah air laut menjadi air tawar, untuk mengairi sawah ladang dan memberi minum binatang ternak mereka Ringkasnya manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan tak dapat hidup tanpa air.

Manusia dan hewan sanggup bertahan hidup berhari-hari tanpa makan, asalkan ia mendapatkan minum. Akan tetapi ia takkan dapat hidup tanpa mendapatkan minum beberapa hari saja. Demikian pula halnya tumbuh-tumbuhan. Apabila ia tidak mendapatkan air, maka akar dan daunnya akan menjadi kering, dan akhirnya mati sama sekali. Di samping itu, manusia dan hewan, selain memerlukan air untuk hidupnya, ia juga berasal dari air, yang disebut "nutfah".

Dengan demikian air adalah merupakan suatu unsur yang sangat vital bagi kejadiaan dan kehidupan manusia.

Oleh sebab itu, apabila manusia sudah meyakini pentingnya air bagi kehidupannya, dan meyakini pula bahwa air tersebut adalah salah satu dari nikmat Allah SWT., maka tidak adalah alasan bagi manusia untuk tidak beriman kepada Allah serta untuk mengingkari nikmat-Nya yang tak ternilai harganya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Apakah tidak) dapat dibaca Awalam atau Alam (melihat) mengetahui (orang-orang yang kafir itu, bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu merupakan suatu yang padu) bersatu (kemudian Kami pisahkan) Kami jadikan langit tujuh lapis dan bumi tujuh lapis pula. Kemudian langit itu dibuka sehingga dapat menurunkan hujan yang sebelumnya tidak dapat menurunkan hujan. Kami buka pula bumi itu sehingga dapat menumbuhkan tetumbuhan, yang sebelumnya tidak dapat menumbuhkannya. (Dan daripada air Kami jadikan) air yang turun dari langit dan yang keluar dari mata air di bumi (segala sesuatu yang hidup) tumbuh-tumbuhan dan lain-lainnya, maksudnya airlah penyebab bagi kehidupannya. (Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?) kepada keesaan-Ku.
««•»»
Have they not ([one may] read a-wa-lam or a-lam) realised, [have they not] come to know, those who disbelieve, that the heavens and the earth were closed together and then We parted them, We made seven heavens and seven earths — or [it is meant] that the heaven was parted and began to rain, when it did not use to do so, and that the earth was parted and began to produce plants, when it did not use to do so; and We made, of water, [the water] that falls from the heaven and that springs from the earth, every living thing?, in the way of plants and otherwise: in other words, water is the cause of such [things] having life. Will they not then believe?, by affirming My Oneness?
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 29][AYAT 31]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
30of112
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=21&tAyahNo=30&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#21:30

021] Al Anbiyaa Ayat 029

««•»»
Surah Al Anbiyaa' 29

وَمَنْ يَقُلْ مِنْهُمْ إِنِّي إِلَهٌ مِنْ دُونِهِ فَذَلِكَ نَجْزِيهِ جَهَنَّمَ كَذَلِكَ نَجْزِي الظَّالِمِينَ
««•»»
waman yaqul minhum innii ilaahun min duunihi fadzaalika najziihi jahannama kadzaalika najzii alzhzhaalimiina
««•»»
Dan barangsiapa di antara mereka, mengatakan: "Sesungguhnya Aku adalah tuhan selain daripada Allah", maka orang itu Kami beri balasan dengan Jahannam, demikian Kami memberikan pembalasan kepada orang-orang zalim.
««•»»
Should any of them say, ‘I am a god besides Him,’ We will requite him with hell. Thus do We requite the wrongdoers.
««•»»

Pada ayat ini Allah menjelaskan ketentuan-Nya yang berlaku terhadap para malaikat dan siap saja di antara makhluk-Nya yang mengaku dirinya sebagai Tuhan selain Allah. Ketentuannya ialah bahwa siapa saja di antara mereka itu berkata: "Aku adalah tuhan selain Allah", maka dia akan diberi balasan siksa dengan api neraka Jahanam, karena pengakuan semacam itu adalah kemusyrikan yang sangat besar, karena selain mempersekutukan Allah, juga menyamakan derajat dirinya dengan Allah SWT.

Pada akhir ayat ini diterangkan bahwa demikianlah caranya Allah membalasi perbuatan orang-orang yang zalim.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan barang siapa di antara mereka mengatakan, "Sesungguhnya aku adalah tuhan selain daripada-Nya") selain daripada Allah swt., dia adalah iblis yang menganjurkan manusia untuk menyembah dan taat kepada perintahnya (maka orang itu Kami beri balasan dengan Jahanam, demikianlah) sebagaimana Kami memberikan balasan kepada iblis (Kami memberikan pembalasan kepada orang-orang yang zalim) yakni orang-orang yang musyrik.
««•»»
And should any of them say, ‘I am a god besides Him’, that is, [besides] God, in other words, [a god] other than Him — and this is Iblīs, who summoned [others] to worship his soul and commanded that it be obeyed — such a one We will requite with Hell. Thus, in the same way that We requite him, We requite wrong-doers, idolaters.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 28][AYAT 30]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
29of112
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=21&tAyahNo=29&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#21:29

021] Al Anbiyaa Ayat 028

««•»»
Surah Al Anbiyaa' 28

يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يَشْفَعُونَ إِلَّا لِمَنِ ارْتَضَى وَهُمْ مِنْ خَشْيَتِهِ مُشْفِقُونَ
««•»»
ya'lamu maa bayna aydiihim wamaa khalfahum walaa yasyfa'uuna illaa limani irtadaa wahum min khasyyatihi musyfiquuna
««•»»
Allah mengetahui segala sesuatu yang dihadapan mereka (malaikat) dan yang di belakang mereka, dan mereka tiada memberi syafaat {959} melainkan kepada orang yang diridhai Allah, dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya.
{959} Syafa`at: usaha perantaraan dalam memberikan sesuatu manfaat bagi orang lain atau mengelakkan sesuatu mudharat bagi orang lain. syafa`at yang tidak diterima di sisi Allah adalah syafa`at bagi orang-orang kafir., syafa`at yang baik Ialah: Setiap sya`faat yang ditujukan untuk melindungi hak seorang Muslim atau menghindarkannya dari sesuatu kemudharatan. syafa`at yang buruk ialah kebalikan syafa`at yang baik.
««•»»
He knows that which is before them and that which is behind them, and they do not intercede except for someone He approves of, and they are apprehensive for the fear of Him.
««•»»

Dalam ayat ini Allah SWT. menerangkan apa sebabnya para malaikat itu demikian patuh dan taat kepada-Nya ialah karena mereka itu yakin bahwa Allah senantiasa mengetahui apa-apa yang telah ada dan sedang mereka kerjakan, sehingga tak satupun yang luput dari pengetahuan dan pengawasan-Nya. Oleh karena itu mereka senantiasa beribadat dan mematuhi segala perintah-Nya.

Selanjutnya, dalam ayat ini Allah menerangkan sifat lainnya dari para malaikat itu, ialah bahwa mereka tidak akan memberikan syafaat kepada siapapun, keculai kepada orang-orang yang diridai Allah. Oleh sebab itu, janganlah seseorang mengharap akan memperoleh syafaat atau pertolongan dari malaikat pada hari-hari akhirat kelak, bila ia tidak memperoleh rida Allah terlebih dahulu.

Di samping itu, para malaikat tersebut senantiasa berhati-hati, disebabkan takut kepada kemurkaan Allah dan siksa-Nya Oleh sebab itu. mereka senantiasa menjauhkan diri dari mendurhakai-Nya atau menyalahi perintah dan larangan-Nya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Allah mengetahui segala sesuatu yang di hadapan mereka dan yang di belakang mereka) apa yang telah mereka kerjakan dan yang sedang mereka kerjakan (dan mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridai) oleh Allah swt. untuk mendapatkannya (dan mereka karena takut kepada-Nya) kepada Allah swt. (selalu berhati-hati) selalu takut kepada-Nya.
««•»»
He knows what is before them and what is behind them, that is, what they have done and what they will do, and they do not intercede except for him with whom He is satisfied, that he be interceded for, and they, for awe of Him, exalted be He, are apprehensive, fearful.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 27][AYAT 29]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
28of112
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=21&tAyahNo=28&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#21:28

021] Al Anbiyaa Ayat 027

««•»»
Surah Al Anbiyaa' 27

لَا يَسْبِقُونَهُ بِالْقَوْلِ وَهُمْ بِأَمْرِهِ يَعْمَلُونَ
««•»»
laa yasbiquunahu bialqawli wahum bi-amrihi ya'maluuna
««•»»
Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintahNya.
««•»»
They do not venture to speak ahead of Him, and they act by His command.
««•»»

Dalam ayat ini Allah SWT. menerangkan sifat-sifat malaikat antara lain bahwa mereka itu hanya mengucapkan kata-kata yang diperintahkan Tuhan mereka, sehingga mereka tidak pernah mendahului perintah-Nya Selain itu, para malaikat tersebut senantiasa mengerjakan apa-apa yang diperintahkan-Nya kepada, mereka, tanpa membantah sedikitpun. Ringkasnya, mereka senantiasa mengharapkan keridaan Allah, serta patuh kepada-Nya, baik dalam perkataan maupun perbuatan.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Mereka tidak mendahului-Nya dengan perkataan) mereka sama sekali tidak pernah berkata melainkan setelah ada firman-Nya (dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya) yakni setelah diperintahkan oleh-Nya.
««•»»
They do not [venture to] speak before Him — they only speak after He has spoken, and they act according to His command, that is, following [His issuing of] it.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 26][AYAT 28]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
27of112
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=21&tAyahNo=27&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#21:27

021] Al Anbiyaa Ayat 026

««•»»
Surah Al Anbiyaa' 26

وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا سُبْحَانَهُ بَلْ عِبَادٌ مُكْرَمُونَ
««•»»
waqaaluu ittakhadza alrrahmaanu waladan subhaanahu bal 'ibaadun mukramuuna
««•»»
Dan mereka berkata: "Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak", Maha Suci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang dimuliakan {958},
{958} Ayat ini diturunkan untuk membantah tuduhan-tuduhan orang-orang musyrik yang mengatakan bahwa malaikat-malaikat itu anak Allah.
««•»»
They say, ‘The All-beneficent has taken offsprings.’ Immaculate is He! Rather they are [His] honoured servants.
««•»»

Dalam ayat ini Allah SWT. menyebutkan tuduhan kaum musyrik yang mengatakan bahwa para malaikat adalah anak-anak Allah. Kemudian Allah membantah tuduhan itu dengan menegaskan bahwa Dia Maha Suci dari tuduhan itu, dan para malaikat itu adalah hamba-hamba-Nya yang diberi kemuliaan

Mempunyai anak adalah salah satu gejala alam atau makhluk yang bersifat "baharu" sedang Allah adalah bersifat "Qidam". Dan juga merupakan gejala tentang adanya hajat terhadap kehidupan berkeluarga dan berketurunan, yang juga merupakan salah satu sifat yang ada pada makhluk, sedang Allah tidak serupa dengan makhluk-Nya.

Di samping itu, anak tentu mempunyai persamaan dengan ayahnya dalam satu segi, dan mempunyai perbedaan dalam segi lain. Sebab itu, jika benar malaikat adalah anak Allah, maka ia juga ikut disembah, padahal Allah telah menegaskan bahwa hanya Allah-lah yang patut disembah dan para malaikat itu selalu menyembah atau beribadat kepada Allah.

Ringkasnya, malaikat bukanlah anak Allah, melainkan hamba-hamba-Nya, hanya saja mereka itu merupakan hamba-hamba Allah yang diberi kemuliaan dan tempat yang dekat kepada Allah serta diberi kelebihan atas semua makhluk, karena ketaatan mereka dalam beribadah kepada-Nya melebihi makhluk-makhluk yang lain. Tetapi manusia yang beriman, taat dan saleh lebih mulia dari pada malaikat.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan mereka berkata, "Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil anak") berupa Malaikat-malaikat (Maha Suci Allah. Sebenarnya) para malaikat itu (adalah hamba-hamba Allah yang dimuliakan) di sisi-Nya; dan pengertian kehambaan ini jelas bertentangan dengan pengertian keanakan.
««•»»
And they say, ‘The Compassionate One has taken a son’, from the angels. Glory be to Him! Nay, but they are [merely] servants who are honoured, in His presence; for [the very] servitude [of all creatures to Him] is inconsistent with [the attribution of any of them as] progeny [of His].
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 25][AYAT 27]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
26of112
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=21&tAyahNo=26&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#21:26