
أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ
««•»»
awa lam yaraa alladziina kafaruu anna alssamaawaati waal-ardha kaanataa ratqan fafataqnaahumaa waja'alnaa mina almaa-i kulla syay-in hayyin afalaa yu/minuuna
««•»»
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?
««•»»
Have the faithless not regarded that the heavens and the earth were interwoven and We unravelled them, and We made every living thing out of water? Will they not then have faith?
««•»»
Dalam ayat ini Allah SWT. menyingkapkan keadaan kaum musyrikin yang tidak memperhatikan keadaan alam ini, dan tidak memperhatikan kejadiannya, padahal dari makhluk-makhluk yang ada di alam ini dapat diperoleh bukti-bukti tentang adanya Allah serta kekuasaan-Nya yang mutlak. Maka Allah menegaskan, apakah mereka itu buta, sehingga tidak dapat melihat bahwa langit dan bumi itu dulunya merupakan suatu yang pada dan tidak berpecah; kemudian Allah dengan kekuasaan-Nya yang mutlak dan dapat berbuat apa-apa yang dikehendaki-Nya memisahkan langit dan bumi itu, dan masing-masing beredar menurut garis edarnya, dan melakukan tugas tertentu, dengan sebaik-baiknya.
Dari keterangan ini dapat pula kita pahami, bahwa Alquran benar-benar merupakan mukjizat yang besar. Dan kemukjizatannya tidak hanya terletak pada gaya bahasa dan rangkuman yang indah, melainkan juga pada isi yang terkandung dalam ayat-ayatnya, yang mengungkapkan bermacam-macam ilmu pengetahuan yang tinggi nilainya, terutama mengenai alam, dengan berbagai jenis dan sifat serta kemanfaatannya masing-masing. Apalagi jika diingat bahwa Alquran telah mengemukakan semuanya itu pada abad yang keenam sesudah wafatnya Nabi Isa, di saat manusia di dunia ini masih diliputi suasana ketidak tahuan dan kesesatan. Lalu dari manakah Nabi Muhammad dapat mengetahui semuanya itu, kalau bukan dari wahyu yang diturunkan Allah kepadanya?
Perkembangan ilmu pengetahuan modern dalam berbagai bidang membenarkan dan memperkokoh apa yang telah diungkapkan oleh Alquran sejak empat belas abad yang lalu. Dengan demikian, kemajuan ilmu pengetahuan itu seharusnya mengantarkan manusia kepada keimanan terhadap apa yang diajarkan oleh Alquran, terutama keimanan tentang adanya Allah serta semua sifat-sifat kesempumaan-Nya.
Setelah menghidangkan ilmu pengetahuan tentang kejadian alam ini, yaitu langit dan bumi, selanjutnya dalam ayat ini Allah mengajarkan pula suatu prinsip ilmu pengetahuan yang lain, yaitu mengenai kepentingan fungsi air bagi kehidupan semua makhluk yang hidup di alam ini, baik manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Maka Allah berfirman: ".. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup".
Pada masa sekarang ini, tidak ada orang yang akan mengingkari pentingnya air bagi manusia, baik untuk bermacam-macam keperluan hidup manusia sendiri, maupun untuk keperluan binatang ternaknya, ataupun untuk kepentingan tanam-tanaman dan sawah ladangnya, sehingga orang melakukan bermacam -macam usaha irigasi, untuk mencari sumber air dan penyimpanan serta penyalurannya. Banyak bendungan-bendungan dibuat untuk mengumpulkan dan menyimpan air, yang kemudian disalurkan ke berbagai tempat untuk berbagai macam keperluan. Bahkan di negeri-negeri yang tidak banyak mempunyai sumber air, mereka berusaha untuk mengolah air laut menjadi air tawar, untuk mengairi sawah ladang dan memberi minum binatang ternak mereka Ringkasnya manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan tak dapat hidup tanpa air.
Manusia dan hewan sanggup bertahan hidup berhari-hari tanpa makan, asalkan ia mendapatkan minum. Akan tetapi ia takkan dapat hidup tanpa mendapatkan minum beberapa hari saja. Demikian pula halnya tumbuh-tumbuhan. Apabila ia tidak mendapatkan air, maka akar dan daunnya akan menjadi kering, dan akhirnya mati sama sekali. Di samping itu, manusia dan hewan, selain memerlukan air untuk hidupnya, ia juga berasal dari air, yang disebut "nutfah".
Dengan demikian air adalah merupakan suatu unsur yang sangat vital bagi kejadiaan dan kehidupan manusia.
Oleh sebab itu, apabila manusia sudah meyakini pentingnya air bagi kehidupannya, dan meyakini pula bahwa air tersebut adalah salah satu dari nikmat Allah SWT., maka tidak adalah alasan bagi manusia untuk tidak beriman kepada Allah serta untuk mengingkari nikmat-Nya yang tak ternilai harganya.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
(Apakah tidak) dapat dibaca Awalam atau Alam (melihat) mengetahui (orang-orang yang kafir itu, bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu merupakan suatu yang padu) bersatu (kemudian Kami pisahkan) Kami jadikan langit tujuh lapis dan bumi tujuh lapis pula. Kemudian langit itu dibuka sehingga dapat menurunkan hujan yang sebelumnya tidak dapat menurunkan hujan. Kami buka pula bumi itu sehingga dapat menumbuhkan tetumbuhan, yang sebelumnya tidak dapat menumbuhkannya. (Dan daripada air Kami jadikan) air yang turun dari langit dan yang keluar dari mata air di bumi (segala sesuatu yang hidup) tumbuh-tumbuhan dan lain-lainnya, maksudnya airlah penyebab bagi kehidupannya. (Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?) kepada keesaan-Ku.
««•»»
Have they not ([one may] read a-wa-lam or a-lam) realised, [have they not] come to know, those who disbelieve, that the heavens and the earth were closed together and then We parted them, We made seven heavens and seven earths — or [it is meant] that the heaven was parted and began to rain, when it did not use to do so, and that the earth was parted and began to produce plants, when it did not use to do so; and We made, of water, [the water] that falls from the heaven and that springs from the earth, every living thing?, in the way of plants and otherwise: in other words, water is the cause of such [things] having life. Will they not then believe?, by affirming My Oneness?
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 29]•[AYAT 31]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
30of112
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=21&tAyahNo=30&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#21:30
Have they not ([one may] read a-wa-lam or a-lam) realised, [have they not] come to know, those who disbelieve, that the heavens and the earth were closed together and then We parted them, We made seven heavens and seven earths — or [it is meant] that the heaven was parted and began to rain, when it did not use to do so, and that the earth was parted and began to produce plants, when it did not use to do so; and We made, of water, [the water] that falls from the heaven and that springs from the earth, every living thing?, in the way of plants and otherwise: in other words, water is the cause of such [things] having life. Will they not then believe?, by affirming My Oneness?
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 29]•[AYAT 31]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
30of112
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=21&tAyahNo=30&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#21:30
Tidak ada komentar:
Posting Komentar