Minggu, 19 April 2015

[021] Al Anbiyaa Ayat 021

««•»»
Surah Al Anbiyaa' 21

أَمِ اتَّخَذُوا آلِهَةً مِنَ الْأَرْضِ هُمْ يُنْشِرُونَ
««•»»
ami ittakhadzuu aalihatan mina al-ardhi hum yunsyiruuna
««•»»
Apakah mereka mengambil tuhan-tuhan dari bumi, yang dapat menghidupkan (orang-orang mati)?
««•»»
Have they taken gods from the earth who raise [the dead]?
««•»»

Dalam ayat ini Allah SWT. menunjukkan kesesatan dan kebodohan kaum P musyrikin, yaitu : mereka tidak: berpegang kepada ajaran tauhid, bahkan menyembah kepada "tuhan-tuhan yang berasal dari bumi", yaitu patung patung yang merupakan benda mati, yang dibuat oleh tangan mereka sendiri yang berasal dari benda-benda bumi. Dan sudah pasti, bahwa benda mati tidak akan dapat memelihara dan mengelola makhluk hidup apalagi menghidupkan orang-orang yang sudah mati. Sedang Tuhan kuasa berbuat demikian.

Patung-patung yang mereka sembah itu disebut dalam ayat ini sebagai tuhan-tuhan dari bumi". ini menunjukkan betapa rendahnya martabat tuhan mereka itu. sebab tuhan-tuhan tersebut mereka buat dari tanah, atau dari benda-benda yang lain yang terdapat di bumi ini, dan hanya disembah oleh sebagian manusia sebagai makhluk yang ada di bumi. Sedang Tuhan yang sebenarnya, disembah oleh seluruh makhluk, baik di bumi maupun di langit. Dengan demikian jelaslah betapa sesatnya kepercayaan dan perbuatan kaum musyrikin itu, karena mereka mempertuhankan apa-apa yang tidak sepantasnya untuk dipertuhan.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Apakah) makna lafal Am di sini sama dengan lafal Bal, artinya akan tetapi. Sedangkan Hamzah Istifhamnya menunjukkan makna ingkar (mereka mengambil tuhan-tuhan) yang diadakan (dari bumi) seperti dari batu, emas dan perak (yang mereka) yakni tuhan-tuhan itu (dapat menghidupkan) orang-orang yang telah mati? Tentu saja tidak dapat; bukanlah Tuhan melainkan yang dapat menghidupkan orang-orang yang mati.
««•»»
Or (am, functions with the meaning of bal, ‘nay’, to effect a transition [in subject-matter]; the hamza is for [rhetorical] denial) have they chosen gods, that are, from the earth, such as stones, gold or silver, who, that is, gods [who], resurrect? who bring the dead back to life? No! Indeed only one who brings the dead back to life can be God.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 20][AYAT 22]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
21of112
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=21&tAyahNo=21&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#21:21

[021] Al Anbiyaa Ayat 020

««•»»
Surah Al Anbiyaa' 20

يُسَبِّحُونَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لَا يَفْتُرُونَ
««•»»
yusabbihuuna allayla waalnnahaara laa yafturuuna
««•»»
Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.
««•»»
They glorify [Him] night and day, and they do not flag.
««•»»

Dalam ayat ini Allah menjelaskan bagaimana caranya para malaikat itu beribadah kepada-Nya, yaitu dengan Senantiasa bertasbih siang dan malam dengan tiada putus-putusnya.

Dalam ayat lain Allah berfirman tentang para malaikat ini:
لا يعصون الله ما أمرهم ويفعلون ما يؤمرون
"Yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
(QS At Tahriim [66]:6)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Mereka selalu bertasbih malam dan siang dengan tiada henti-hentinya) bertasbih bagi mereka bagaikan nafas dalam diri kita; tiada sesuatu pun yang mengganggunya.
««•»»
They glorify [Him] night and day, and they do not falter, in it, for it comes to them as [naturally as] breathing comes to us, [something] which we can never be distracted from.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 19][AYAT 21]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
20of112
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=21&tAyahNo=20&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#21:20

[021] Al Anbiyaa Ayat 019

««•»»
Surah Al Anbiyaa' 19

وَلَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ عِنْدَهُ لَا يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِهِ وَلَا يَسْتَحْسِرُونَ
««•»»
walahu man fii alssamaawaati waal-ardhi waman 'indahu laa yastakbiruuna 'an 'ibaadatihi walaa yastahsiruuna
««•»»
Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi. Dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih.
««•»»
To Him belongs whatever is in the heavens and the earth, and those who are near Him do not disdain to worship Him, nor do they become weary.
««•»»

Setelah pada ayat yang lalu Allah menjelaskan tuduhan yang tidak benar dari orang-orang kafir terhadap-Nya dan terhadap Rasul serta kitab suci-Nya, maka dalam ayat ini Allah kembali mengingatkan tentang kekuasaan-Nya yang mutlak, baik di langit maupun di bumi, yaitu bahwa Dialah yang menciptakan, menguasai, mengatur, mengelola, menghidupkan, mematikan, memberikan pahala dan menimpakan azab terhadap makhluk-Nya.

Tidak ada selain Allah yang mempunyai wewenang dan hak untuk campur tangan dalam masalah tersebut.

Demikian pula kekuasaan-Nya terhadap makhluk-makhluk-Nya yang berada di sisi-Nya, yaitu para malaikat muqarrabin, yang diberi-Nya kedudukan yang mulia, patuh dan taat serta beribadah kepada-Nya tanpa henti-hentinya dan tiada merasa payah atau tetih dalam mengabdi kepada-Nya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan kepunyaan-Nyalah) kepunyaan Allahlah (segala yang di langit dan di bumi) sebagai milik-Nya (dan makhluk yang di sisi-Nya) yakni para malaikat. Jumlah kalimat ayat ini menjadi Mubtada, sedangkan Khabarnya ialah (mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada pula merasa letih) tiada merasa payah dalam menyembah-Nya.
««•»»
And to Him, exalted be He, belongs whoever is in the heavens and the earth, as possessions, and those who are near Him, namely, the angels (wa-man ‘indahu, the subject, the predicate of which [is the following clause]) do not disdain to worship Him, nor do they weary.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 18][AYAT 20]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
19of112
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=21&tAyahNo=19&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#21:19

[021] Al Anbiyaa Ayat 018

««•»»
Surah Al Anbiyaa' 18

بَلْ نَقْذِفُ بِالْحَقِّ عَلَى الْبَاطِلِ فَيَدْمَغُهُ فَإِذَا هُوَ زَاهِقٌ وَلَكُمُ الْوَيْلُ مِمَّا تَصِفُونَ
««•»»
bal naqdzifu bialhaqqi 'alaa albaathili fayadmaghuhu fa-idzaa huwa zaahiqun walakumu alwaylu mimmaa tashifuuna
««•»»
Sebenarya Kami melontarkan yang hak kepada yang batil lalu yang hak itu menghancurkannya, maka dengan serta merta yang batil itu lenyap. Dan kecelakaanlah bagimu disebabkan kamu mensifati (Allah dengan sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya).
««•»»
Rather We hurl the truth against falsehood, and it crushes its head, and behold, falsehood vanishes! And woe to you for what you allege [about Allah].
««•»»

Dalam ayat ini Allah SWT. menegaskan bahwa Dia membasmi kebatilan itu dengan kebenaran. Allah melemparkan kebenaran kepada kebatilan, sehingga kebenaran itu menghancurkan kebatilan tersebut, sampai lenyap sama sekali.

Yang dimaksud dengan kebatilan di sini ialah sifat-sifat dan perbuatan yang percuma dan tak berguna, termasuk sifat main-main dan berolok-olok. Sedang yang dimaksud dengan kebenaran di sini, ialah sifat-sifat dan perbuatan yang bersungguh-sungguh dun bermanfaat.

Pada akhir ayat ini Allah memberikan peringatan keras kepada kaum kafir, bahwa azab malapetaka disediakan-Nya untuk mereka, karena mereka telah menghubungkan sifat-sifat yang jelek kepada-Nya yaitu sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya, misalnya: bermain-main dalam menciptakan makhluk-Nya. atau bahwa Allah mempunyai anak dan istri, atau lain-lainnya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Sebenarnya Kami melontarkan) yakni melemparkan (yang hak) iman (kepada yang batil) yakni kekafiran (lalu yang hak itu menghancurkannya) yakni melenyapkan yang batil (maka dengan serta merta yang batil itu lenyap) hilang. Asal makna lafal Damaghahu adalah menimpakan pukulan pada otak, yaitu tempat yang mematikan. (Dan bagi kalian) hai orang-orang kafir Mekah (kecelakaan) azab yang keras (disebabkan apa yang kalian sifatkan itu) bahwa Allah mempunyai istri atau anak.
««•»»
Nay, but We hurl, We cast, the truth, faith, against falsehood, disbelief, and it obliterates it, and behold, it vanishes, disappears (damaghahu, ‘it obliterates it’, actually means ‘it struck the brain with a blow’, [a blow] which is fatal). And for you, O disbelievers of Mecca, there shall be woe, severe chastisement, for what you ascribe, to God, of mate or child.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 17][AYAT 19]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
18of112
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=21&tAyahNo=18&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#21:18