Kamis, 07 Mei 2015

[021] Al Anbiyaa Ayat 025

««•»»
Surah Al Anbiyaa' 25

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ
««•»»
wamaa arsalnaa min qablika min rasuulin illaa nuuhii ilayhi annahu laa ilaaha illaa anaa fau'buduuni
««•»»
Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku".
««•»»
We did not send any apostle before you but We revealed to him that ‘There is no god except Me; so worship Me.’
««•»»

Dalam ayat ini Allah SWT. menegaskan dengan pasti, bahwa setiap Rasul yang diutus-Nya sebelum Muhammad saw. adalah orang-orang yang telah diberi-Nya wahyu yang mengajarkan bahwa tidak ada tuhan selain Allah Oleh sebab itu menjadi kewajiban bagi manusia untuk menyembah Allah semata-mata. Dan tidak ada sesuatu dalil-pun, baik dalil berdasarkan akal, ataupun dalil yang diambilkan dari kitab-kitab suci yang disampaikan oleh semua Rasul-rasul Allah, yang membenarkan kepercayaan selain kepercayaan tauhid kepada. Allah SWT.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan) dalam satu qiraat lafal Nuuhii dibaca Yuuhaa (kepadanya, "Bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Aku, maka sembahlah Aku olehmu sekalian") artinya tauhidkanlah atau esakanlah Aku.
««•»»
And We did not send any Messenger before you but We revealed to him (read nūhī or yūhā, ‘[but] it was revealed to him’) that, ‘There is no god except Me, so worship Me’, that is, affirm My Oneness.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 24][AYAT 26]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
25of112
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=21&tAyahNo=25&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#21:25

[021] Al Anbiyaa Ayat 024

««•»»
Surah Al Anbiyaa' 24

أَمِ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ آلِهَةً قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ هَذَا ذِكْرُ مَنْ مَعِيَ وَذِكْرُ مَنْ قَبْلِي بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ الْحَقَّ فَهُمْ مُعْرِضُونَ
««•»»
ami ittakhadzuu min duunihi aalihatan qul haatuu burhaanakum haadzaa dzikru man ma'iya wadzikru man qablii bal aktsaruhum laa ya'lamuuna alhaqqa fahum mu'ridhuuna
««•»»
Apakah mereka mengambil tuhan-tuhan selain-Nya? Katakanlah: "Unjukkanlah hujjahmu! (Al Qur'an) ini adalah peringatan bagi orang-orang yang bersamaku, dan peringatan bagi orang-orang yang sebelumku {957}". Sebenarnya kebanyakan mereka tiada mengetahui yang hak, karena itu mereka berpaling.
{957} Kepercayaan tauhid itu adalah salah satu dari pokok-pokok agama yang tersebut dalam Al Quran dan Kitab-Kitab yang dibawa oleh Rasul-rasul sebelum Nabi Muhammad s.a.w.
««•»»
Have they taken gods besides Him? Say, ‘Produce your evidence! This is a precept of those who are with me, and a precept of those [who went] before me.’ Rather most of them do not know the truth, and so they are disregardful.
««•»»

Dalam ayat ini Allah mengulangi kembali bantahan-Nya terhadap kaum musyrikin mengenai kepercayaan mereka bahwa Allah mempunyai sekutu, atau bahwa ada tuhan yang lain selain Allah. Firman-Nya : "Apakah mereka mengambil tuhan-tuhan selain-Nya?" "Maksudnya, bahwa setelah diberikan kepada mereka itu bukti-bukti dan dalil-dalil yang jelas tentang kemaha Esaan Allah, apakah mereka masih belum percaya, dan masih mengambil tuhan-tuhan selain Allah? Ini menunjukkan kebodohan dun keingkaran mereka yang bukan alang kepalang. Sebab, kalau bukan demikian, niscaya mereka segera menganut kepercayaan tauhid dan membuang kepercayaan syirik, setelah memperoleh keterangan dan bukti-bukti yang begitu jelas.

Selanjutnya dalam ayat ini Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad untuk menyampaikan tantangan kepada kaum musyrik itu bahwa jika mereka masih saja memegang kepercayaan syirik dan menolak ajaran tauhid, hendaklah mereka mengemukakan pula dalil dan keterangan yang membuktikan kepercayan iiu.

Akan tetapi, tantangan itu tidak akan pernah mereka jawab baik berdasarkan dalil-dalil yang berdasarkan akal (rasionil); maupun dengan bukti-bukti yang berupa ajaran yang terdapat dalam Injil, Taurat, ataupun Zabur.

Tantangan itu mengandung pengertian sebagai berikut : "Hai orang-orang musyrik, jika kamu berpendapat bahwa kepercayaanmu adalah benar. cobalah tunjukkan bukti dan dalilnya, karena kamu sudah mempunyai Alquran yang diturunkan Allah kepadaku, dan kamu juga sudah mempunyai Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa, dan Taurat yang diturunkan-Nya kepada Nabi Musa, serta Zabur yang diturunkan-Nya kepada Nabi Daud. Tunjukkanlah sebuah ayat yang terdapat dalam kitab suci tersebut yang membenarkan kepercayaan syirik".

Sudah pasti, bahwa mereka tak akan dapat menunjukkan bukti yang dimaksudkan itu, karena semua kitab suci tersebut hanyalah mengajarkan kepercayaan tauhid, dan tidak membenarkan kepercayaan syirik ini membuktikan, bahwa agama Islam dan semua agama yang disampaikan oleh para Rasul sebelum Muhammad, dasarnya adalah sama, yaitu kepercayaan tauhid yang murni kepada Allah. Hanya saja, setelah para Rasul itu wafat, sebagian umatnya meninggalkan kepercayaan tauhid, dan kembali kepada kepercayaan syirik, karena kebanyakan mereka tidak mengetahui yang benar oleh sebab itulah mereka berpaling dari kebenaran itu.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Apakah mereka mengambil selain daripada-Nya) selain dari Allah (sebagai tuhan-tuhan) kata tanya atau Istifham di sini mengandung makna ejekan (Katakanlah, "Unjukkanlah bukti kalian!") yang menunjukkan kebenaran dugaan kalian itu. Dan sekali-kali kalian tidak akan dapat melakukannya.

(Ini adalah peringatan bagi orang-orang yang bersamaku) yakni umatku; yang dimaksud "ini" adalah Alquran, (dan peringatan bagi orang-orang yang sebelumku) umat-umat sebelumku, yang dimaksud adalah kitab Taurat, Injil dan kitab-kitab Allah yang lainnya: Tidak ada satu pun kitab-kitab itu yang mengatakan, bahwa ada Tuhan di samping Allah, sebagaimana yang dikatakan mereka; Maha Suci Allah dari hal tersebut.

(Sebenarnya kebanyakan mereka tiada mengetahui yang hak) tidak mengetahui keesaan Allah (karena itu mereka berpaling) dari memikirkan hal-hal yang dapat mengantarkan mereka kepada ajaran tauhid.
««•»»
Or have they chosen besides Him, exalted be He, other than Him, gods? (herein is an interrogative meant as a rebuke). Say: ‘Bring your proof, for this — but such a thing is impossible. This is the Remembrance of those with me, namely, my community, and that [Remembrance] is the Qur’ān, and the Remembrance of those before me, of communities, namely, the Torah and the Gospel and other Books of God, not a single one of which contains the statement that with God there exists another god, in the way that they claim — exalted be He above such a thing. Nay, but most of them do not know the truth, the affirmation of God’s Oneness, and so they are disregardful’, of that discernment that leads to [knowledge of] it.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 23][AYAT 25]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
24of112
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=21&tAyahNo=24&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#21:24

[021] Al Anbiyaa Ayat 023

««•»»
Surah Al Anbiyaa' 23

لَا يُسْأَلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْأَلُونَ
««•»»
laa yus-alu 'ammaa yaf'alu wahum yus-aluuna
««•»»
Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan merekalah yang akan ditanyai.
««•»»
He is not questioned concerning what He does, but they are questioned.
««•»»

Untuk memperkuat keterangan bahwa Dia Maha Suci dari sifat-sifat yang tidak layak bagi Tuhan, maka dalam ayat ini Allah menyebutkan pula kekuasaan-Nya yang mutlak atas segala makhluk-Nya, sehingga tak seorangpun berwenang untuk menanya, memeriksa atau meminta pertanggung jawaban-Nya atas setiap perbuatannya. Bahkan ditegaskan, bahwa manusialah yang akan diminta pertanggungjawabannya atas setiap perbuatannya. Hal ini disebabkan Allah-lah Hakim dan Penguasa yang sebenarnya, dan Dia berbuat segala Sesuatu senantiasa berdasarkan ilmu dan hikmah-Nya yang tinggi, serta kasih sayang dan keadilan-Nya kepada hamba-Nya.

Dalam hubungan ini, Allah telah berfirman dalam ayat lain:
فوربك لنسئلنهم أجمعين عما كانوا يعملون
Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua, tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu.
(QS Al Hijr [15]:92-93)

Firman-Nya lagi:
وهو يجير ولا يجار عليه إن كنتم تعلمون
"Sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)-Nya, jika kamu mengetahui".
(QS Al Mu'minun [23]:88)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan merekalah yang akan ditanyai) tentang perbuatan-perbuatan mereka.
««•»»
He shall not be questioned about what He does, but they shall be questioned, about their actions.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 22][AYAT 24]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
23of112
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=21&tAyahNo=23&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#21:23

[021] Al Anbiyaa Ayat 022

««•»»
Surah Al Anbiyaa' 22

لَوْ كَانَ فِيهِمَا آلِهَةٌ إِلَّا اللَّهُ لَفَسَدَتَا فَسُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ
««•»»
law kaana fiihimaa aalihatun illaa allaahu lafasadataa fasubhaana allaahi rabbi al'arsyi 'ammaa yashifuuna
««•»»
Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.
««•»»
Had there been gods in them[1] other than Allah, they would surely have fallen apart. Clear is Allah, the Lord of the Throne, of what they allege [concerning Him].
[1] That is, in the heavens and the earth.
««•»»

Pada ayat ini Allah memberikan bukti yang rasional berdasarkan kepada benarnya kepercayaan tauhid, keimanan kepada Allah Yang Maha Esa, yaitu: jika seandainya di langit dan di bumi ada dua Tuhan, niscaya rusaklah dia, dan binasalah semua makhluk yang ada padanya. Sebab, jika seandainya ada dua Tuhan, maka ada dua kemungkinan akan terjadi.

Pertama
Bahwa kedua tuhan itu mungkin tidak sama pendapatnya dan keinginan mereka dalam mengelola dan mengendalikan alam ini. lalu keinginan mereka yang berbeda itu semuanya terlaksana, di mana yang satu ingin menciptakan, sedangkan yang lain tidak ingin menciptakannya, sehingga alam ini terkatung-katung antara ada dan tidak. Atau hanya keinginan pihak yang satu saja yang terlaksana, maka tuhan yang satu lagi tentunya menganggur dan berpangku tangan. Keadaan semacam ini tidak pantas bagi tuhan.

Ke·dua
Bahwa tuhan-tuhan tersebut selalu sepakat dalam mencipta sesuatu, sehingga sesuatu makhluk diciptakan oleh dua pencipta ini menunjukkan ketidak mampuan masing-masing tuhan itu untuk menciptakan sendiri makhluk-makhluknya. ini juga tidak patut bagi tuhan. Oleh sebab itu, kepercayaan yang benar adalah mengimani tauhid yang murni kepada Allah SWT., tidak ada sesuatu yang berserikat dengan-Nya dalam mencipta dan memelihara alam ini. Kepercayaan inilah yang paling sesuai dengan akal yang sehat.

Setelah mengemukakan dalil yang rasionil, maka Allah SWT. menegaskan bahwa Dia Maha Suci dari semua sifat-sifat yang tidak layak yang dihubungkan kepadanya oleh kaum musyrikin, misalnya bahwa Dia mempunyai anak, atau sekutu dalam menciptakan, mengatur, mengelola dan memelihara makhluk-Nya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Sekiranya ada pada keduanya) di langit dan di bumi (tuhan-tuhan selain Allah tentulah keduanya itu telah rusak binasa) maksudnya akan menyimpang daripada tatanan biasanya sebagaimana yang kita saksikan sekarang, hal itu disebabkan adanya persaingan di antara dua kekuasaan yang satu sama lain tiada bersesuaian, yang satu mempunyai ketentuan sendiri dan yang lainnya demikian pula. (Maka Maha Suci) yakni sucilah (Allah Rabb) Pencipta (Arasy) yakni singgasana atau Al Kursi (daripada apa yang mereka sifatkan) dari apa yang disifatkan oleh orang-orang kafir terhadap Allah swt. seperti mempunyai sekutu dan lain sebagainya.
««•»»
Had there been in [either of] them, that is, [in] the heavens and the earth, gods other than God, that is, other than Him, the two would have surely deteriorated, they [the heavens and the earth] would have deviated from their observed order, because counteractive forces would exist among such [gods], as is usually the case, when there is more than one ruler, that there is counteraction and a lack of consensus regarding something. So glory be to God — an exaltation — the Lord, the Creator, of the Throne, al-kursī, above what they ascribe, the disbelievers, to God, of His having a partner and otherwise.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 21][AYAT 23]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
22of112
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=21&tAyahNo=22&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#21:22